Kamis, 21 Juni 2012

9. Dialog Muslim – Kristen (Malam Terakhir)

MALAM TERAKHIR

Bahasan :

Masuk Islam, Dialog tentang Trinitas


Masuk Islam
A: Pertemuan kita sudah berlangsung beberapa kali dan berjalan lancar. Pada pertemuan yang sekarang ini, apakah masih ada pertanyaan-pertanyaan Saudara yang akan diajukan?
B: Sejak siang tadi, saya telah pikirkan dan pertimbangkan secara mendalam tentang hasil-hasil pertemuan kita yang menimbulkan kesadaran saya untuk menentukan pendirian saya agar memilih agama yang mana yang harus saya ikuti.
A: Alhamdulillah, kalau Saudara sudah dapat menentukan sendiri. Jadi bagaimana kepercayaan Saudara sekarang ini terhadap Trinitas (Tuhan Bapak, tuhan Anak dan Ruhul Kudus)?
B: Memang soal inilah yang sedang saya renungkan sejak tadi siang, oleh karena saya masih merasa terikat oleh satu “Patokan” yang hingga saat ini belum dapat saya pecahkan. Padahal keterangan Bapak sangat memuaskan sejak semula kita bertemu.
A: Sekiranya Saudara tidak berkeberatan, cobalah Saudara terangkan, mungkin saya dapat membantu Saudara.
B: Ialah soal Trinitas. Soal ini masih berbekas dalam jiwa saya.
A: Baiklah, Saudara terangkan saja.
B: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Rohul Kudus itu walaupun tersusun dari tiga oknum, tetapi tetap pada hakekatnya Tunggal juga. Karena yang satu tidak dapat terpisah dengan yang lain. Persoalan inilah yang masih berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan soal-soal lain, mengenai ayat-ayat di Bibel, dosa waris, kebenaran Al Qur’an, Kebenaran Nabi Muhammad selaku utusan Tuhan, teristimewa perselisihan ayat-ayat di Bibel dan keterangan-keterangan serta penjelasan-penjelasan Bapak yang berdasarkan fakta objektif dan interesant itu bagi saya sudah beres dan saya menyerah.
A: Baiklah, lanjutkan.
B: Tetapi soal Trinitas itu masih terlukis saja dalam keyakinan saya. Sehingga belum dapat secara bulat (ikhlas) bagi saya untuk mengorbankan keyakinan saya begitu saja tanpa penjelasan-penjelasan yang cukup luas yang sungguh mengatasi keyakinan saya.
A: Jadi yang tiga oknum itu, Saudara masih mempercayai bahwa ketiga-tiganya itu adalah Tuhan semuanya?
B: Ya, begitulah, tetapi sudah mulai tipis.
A: Jadi Tuhan Bapak itu Tuhan?
B: Ya.
A: Tuhan Anak, Yesus, apakah Tuhan?
B: Ya.
A: Apakah Rohul Kudus juga Tuhan?
B: Ya, semuanya tiga tetapi tetap satu (tunggal), seperti telah saya terangkan tadi. Supaya lebih jelas, saya buatkan misal.
A: Baiklah, silahkan Saudara buatkan misal.
B: Bapak sekarang sedang menghisap rokok.
A: Ya, sekarang sedang merokok. Saudara-Saudara yang hadir melihat juga. Saya sekarang sedang merokok.
B: Rokok yang Bapak isap itu, terdiri dari tiga susunan ialah: batang rokoknya, apinya, dan merah api pada rokok.
A: Ya betul, teruskan.
B: Batang rokok, apinya dan merahnya itu menjadi satu juga walaupun terdiri daripada 3 susunan, akan tetapi pada hakekatnya satu juga, ialah rokok, ketiganya tidak dapat terpisah, melainkan berpadu menjadi satu (tunggal). Demikian juga halnya dengan Trinitas itu.
A: Misal atau perumpamaan yang Saudara berikan walaupun dianggap benar, tetapi tidak tepat.
B: Jadi bagaimana, saya minta dibantah kalau tidak tepat.
A: Saya tidak akan membantah, malah saya hargai pendapat Saudara itu. Saya hanya ingin bertanya mengenai perumpamaan yang Saudara kemukakan tadi. Tetapi pertanyaan saya ini, minta diberi jawaban yang tepat.
B: Baik, semoga saya bisa menjawabnya.
A: Tadi Saudara memberikan perumpamaan tentang rokok dalam hal persamaan dengan Trinitas.
B: Ya, betul begitu.
A: Saya ingin bertanya, dan saya sekarang sedang merokok. Apakah batang rokok ini, rokok-kah atau bukan?
B: Ya. Betul batang rokok.
A: Apakah apinya rokok ini, rokok-kah atau bukan?
B: Bukan.
A: Apakah merahnya api pada rokok ini rokok-kah atau bukan?
B: Bukan.
A: Nah, sekarang saya tanyakan lagi: Apakah Tuhan Bapak itu Tuhan atau Bukan?
B: Ya, betul Tuhan.
A: Apakah anak Tuhan (Yesus) itu Tuhankah (tuhan Bapak) atau bukan?
B: Bukan.
A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan?
B: Mestinya bukan juga.
A: Kalau Saudara mengatakan apinya rokok itu bukannya rokok dan merahnya rokok ini bukan rokoknya, maka jelaslah bahwa Yesus itu bukan Tuhan dan rohul kuduspun bukan Tuhan.
B: Ya,
A: Kecuali sekiranya Saudara ada menyebutkan: Apinya rokok ini adalah rokok, maka adalah Saudara berkata: Yesus itu adalah Tuhan dan Rohul Kudus itu pun Tuhan juga.
B: Ya, betul tepat sekali jawaban Bapak.
A: Sekarang bagaimana kepercayaan Saudara, apakah Yesus itu Tuhan atau bukan?
B: Bukan!
A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan?
B: Terang bukan Tuhan!
A: Kalau begitu masihkah Saudara berkeyakinan terhadap Trinitas?
B: Sudah Lenyap!
A: Kalau sudah lenyap, lantas bagaimana?
B: Ya, keyakinan saya sekarang, hanya ada SATU TUHAN.
A: Jadi Saudara mempercayai bahwa TUHAN TUNGGAL?
B: Seharusnya demikian; saya percaya bahwa Tuhan itu Tunggal, Tidak ada Tuhan yang lain lagi.
A: Yang dimaksudkan Tuhan oleh Saudara, apakah Tuhan Allah atau bagaimana?
B: Tentu saja Tuhan ALLAH.
A: Pada pertemuan yang lalu, Saudara telah mengaku kebenaran Nabi Muhammad SAW selaku utusan Allah.
B: Ya, saya tidak berdusta.
A: Kalau begitu Saudara telah mengakui bahwa: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah”.
B: Betul, saya mulai saat ini masuk Islam, menjadi penganut agama Islam, dan termasuk ummatnya Nabi muhammad SAW.
HADIRIN DENGAN SUARA SERENTAK: Alhamdulillah, Alhamdulillah, Saudara Antonius sekarang menjadi Saudara kita.
A: Saudara yang hadir ikut menyaksikan sendiri, bahwa pada malam ini tanggal 18 Maret 1970 jam 10.15 menit malam, Saudara Antonius telah masuk Islam.
HADIRIN: Kami telah menyaksikan.
A: Saya minta Saudara Antonius membacakan “Kalimah Syahadah” saya bacakan dulu lalu Saudara diharap mengikutinya menyebutkan pengakuan.
“Asyhadu Anlaa ilaa ha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah” Tahukah Saudara artinya?
B: Ya, tetapi sebaiknya saya minta dituntun membacanya, pertama-tama Bapak, supaya tidak keliru. “Saya menyaksikan bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya mengaku sesungguhnya Nabi Muhammad adalah Pesuruh Allah”.
A: Betulkah Saudara-Saudara yang hadir?
HADIRIN: Betul. Cukup, sudah sah Islamnya.
A: Marilah kita bersama-sama berdo’a dan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT dan diharap Saudara Antonius dan Saudara-Saudara yang hadir semuanya mengucapkan Amien.
Setelah doa dibacakan, saya harap saudara-saudara yang hadir berjabatan tangan dengan Saudara Antonius selaku Saudara kita yang baru. Apakah nama Saudara Antonius masih ada lanjutannya?
B: Nama saya yang sebenarnya “Antonius Widuri”.
A: Bolehkah saya tambah tanpa mengubah nama yang asal (aslinya)?
B: Ya, saya setuju.
A: Saya tetapkan nama Saudara sekarang “Antonius Muslim Widuri”. Jadi ditambah dengan kata Muslim.
B: Saya terima namanya menjadi namanya dan cocok buat saya.
A: Saudara-saudara yang hadir tentu sudah mendengar juga tambahan nama ini.
HADIRIN: Nama itu wajar dan cocok, bagus.
A: Bersediakah Saudara melakukan Shalat, Puasa, Zakat dan ajaran-ajaran Islam lainnya?
B: Selaku seorang Islam, saya wajib mentaati ajaran-ajaran Islam menurut kemampuan (kemampuan saya).
A: Terima kasih. Apakah Saudara ingin memberikan sekedar sambutan atau menyampaikan beberapa buah kata besok malam, karena ada kawan yang akan mengadakan sekedar selamatan?
B: Baiklah, saya penuhi besok malam.

3 komentar:

  1. Rock Angel say

    saya melihat jelas dari dialog disini anda terlalu naif dan polos pak antonius. kristen itu berpikir secara luas, apalagi kristen katolik yang biasanya berpikirannya luas dan kuat. saya heran dibuat anda. bapak antonius seharusnya terlebih dahulu memeriksa diri sendiri bagaimana masalah bapak dengan iman bapak, apakah sudah pernah mengasah terus iman bapak sendiri dan mencari jawabannya dari teman2 seiman, sudah belum?? kalau belum jangan bertanya dengan orang lain yang bukan seiman..dan sebelum berdialog itu bapak haruslah berdoa, minta pertolongan Roh Kudus untuk datang kepada bapak dan menerangkannya melalui bapak kepada orang lain.

    maaf, pemikiran bapak2 semua dalam dialog disini begitu sempit, seharusnya berpikir luas dan terbuka dalam iman dan Roh.

    saya ambil kutipan diatas dari tengah2 dialognya bapak2 ya..dialog sedang berlanjut dan diambil mulai dari bapak kiai/kyai..sbb:

    A(kiai/kyai): Tadi Saudara memberikan perumpamaan tentang rokok dalam hal persamaan dengan Trinitas.
    B(antonius): Ya, betul begitu.

    A: Saya ingin bertanya, dan saya sekarang sedang merokok. Apakah batang rokok ini, rokok-kah atau bukan?
    B: Ya. Betul batang rokok.

    A: Apakah apinya rokok ini, rokok-kah atau bukan?
    B: Bukan.

    A: Apakah merahnya api pada rokok ini rokok-kah atau bukan?
    B: Bukan.

    A: Nah, sekarang saya tanyakan lagi: Apakah Tuhan Bapak itu Tuhan atau Bukan?
    B: Ya, betul Tuhan.

    A: Apakah anak Tuhan (Yesus) itu Tuhankah (tuhan Bapak) atau bukan?
    B: Bukan.

    A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan?
    B: Mestinya bukan juga.

    STOP !! saya stop mengutip dialognya nya sampai disini karena inilah dialog yang saya pikir sebagai benang merah atau yang pentingnya.

    sekarang saya review dan reanswer,
    bapak kiai itu bertanya Apakah apinya rokok ini, rokok-kah atau bukan?
    antonius menjawab bukan
    seharusnya sebagai orang2 yang berpikir luas mengatakan..api itu apinya apa? apakah itu api unggun/api kompor/atau api apalah..??
    itu bukan api apa2 lainnya tapi tentu itu adalah api rokok !!!
    karena api itu tidak akan ada tanpa adanya rokok itu. karena ada rokok, maka ada apinya, yaitu api rokok, api yang sumbernya dari rokok. bukan api muncul begitu saja dan tanpa ada sumber pemicunya.

    kedua,
    A: Apakah merahnya api pada rokok ini rokok-kah atau bukan?
    B: Bukan
    sama metoda berpikirnya seperti diatas yang cara menjawabnya haruslah berpikir dengan luas..begini..merah itu tidak akan ada, jika tidak ada api, api itu tidak ada jika tidak ada sumbernya, yaitu rokok.
    jadi merahnya itu adalah merah api rokok kan !!! bukan merahnya baju, bukan merahnya celana, bukan merahnya spidol, dan bukan merahnya dari yang lain, tetapi tepatnya adalah merahnya api rokok..merah yang ada karena ada pembuatnya yaitu dari api rokok, bukan merah yang gak jelas dari mana munculnya. merah itu ada karena ada sumber yang menjadikannya. ingat sumbernya, maka itu merah menjadi ada.
    semua kembali pada sumbernya, dalam ilustrasi ini, Rokok, Api Rokok, dan Merahnya api Rokok, semuanya ada karena ada sumbernya, yaitu, Rokok.

    lanjut..kepada Trinitas/Tritunggal..

    BalasHapus
  2. ...lanjutan dari Rokok sebagai sumber api dan merahnya...

    Rock Angel Say

    jadi begitulah Tritunggal/Trinitas,,,
    1. Allah itu adalah ROH, ROH ALLAH yang Maha Kudus itu sendiri.
    2. Yesus dipenuhi Roh Kudus
    3. Roh Kudus
    KETIGANYA INI punya intisari yang sama, sumber yang sama, yaitu ROH, ROH yang KUDUS dan KEKAL.

    berikut di bawah ini adalah referensi2 untuk menambah wawasan anda dari Alkitab tentang Roh Allah, Roh Yesus, dan Roh Kudus.

    Yohanes 4:24
    Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

    Kejadian 1:2
    Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

    Matius 1:18
    Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

    Lukas 4:1
    Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan

    Kisah Para Rasul 2:38
    Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

    Markus 3:29
    Yesus berkata:
    Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."

    Efesus 4:30
    Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

    1 Tesalonika 4:8
    Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.

    demikian, terima kasih.

    BalasHapus
  3. Masukkan komentar Anda...lucu komentnya...gak nyambung..boro2 tentang iman

    BalasHapus